Fungsi Kepramukaan

Kamis, 25 Februari 2010

Seperti halnya dengan sifat-sifat kepramukaan, fungsi kepramukaan juga terdiri dari tiga fungsi yaitu:
  1. merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan, bagi anak-anak, remaja dan pemuda.
  2. merupakan suatu pengabdian (job) bagi para anggota dewasa yang merupakan tugas yang memerluakn keikhlasan, kerelaan dan pengabdian.
  3. merupakan alat (means) bagi masyarakat, negara atau organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau negara untuk mencapai tujuannya.

Sifat Kepramukaan

Resolusi konferensi kepramukaan sedunia pada tahun 1924, bertempat di Kopenhagen, Denmark. Menyatakan bahwa kepramukaan mempunya tiga sifat yaitu:
  1. Nasional, artinya kepramukaan itu diselenggarakan di masing-masing negara disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara tersebut.
  2. Internasional, artinya kepramukaan harus dapat mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antar sesama anggota kepanduan (pramuka) dan sebagai sesama manusia.
  3. Universal, artinya kepramukaan itu dapat berlaku untuk siapa saja serta dapat diselenggarakan dimana saja.

Pengertian Kepramukaan

Boy Scouts, gerakan internasional yang betujuan untuk meningkatkan karakter anak-anak dan remaja dan melatih mereka untuk dapat bertanggungjawab di masa dewasa nanti. Gerakan ini bermula di Inggris di tahun 1907 oleh Sir Robert Baden-Powell, yang program-program dasar gerakannya diilhami oleh dua organisasi remaja yang telah lebih dahulu terbentuk : Sons of Daniel Boone, didirikan oleh Daniel Carter Beard seorang naturalis-illustrator, dan Woodcraft Indian, yang dipelopori oleh Ernest Thompson Seton seorang penulis Inggris kelahiran Kanada.

Kepanduan telah berkembang pesat lebih dri 140 negara di dunia. Organisasi-organisasi kepanduan internasional adalah organisasi yang independen tetapi biasa bertemeu setiap dua tahun sekali dalam Boy Scouts World Conference. Biro Kepanduan Sedunia (The Boy Scouts World Bureau) berada di Jenewa, Switzerland, berfungsi sebagai sekretariat organisasi. Kegiatan pertemuan besar internasional, yang disebut Jambore, dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.

Sejak dibentuk oleh Sir Robert Baden-Powell di Inggris, maka berdiri organisasi-organissasi kepanduan di banyak negara, seperti di Amerika Serikat pada tahun 1910. Setiap pandu mengucapkan sumpah pandu, dan berusaha menjadi seorang yang "kuat jasmaninya, kuat mentalnya dan bermoral baik." Gerakan kepanduan tidak bersekte dan tidak mempunyai hubungan khusus dengan dinas militer atau kepentingan politik tertentu.

Organisasi kepanduan adlaah kegiatan yang paling banyak menghabiskan waktunya di alam terbuka. Berkemah adalah merupakan program tetap organisasi, yang terkandung di dalamnya program konservasi alam, kehutanan, pertanian dan aksi sosial dan bhakti pada masyarakat. Sebagai contoh, selama Perang Dunia II (1939-1945), the Boy Scouts berpartisipasi dalam banyak kegiatan sipil. Program-program lainnya antara lain meningkatkan keterampilan dalam pengetahuan tentang hewan dan tumbuhan, berenang, pertolongan pertama, bersemboyan, dan aktiviats lainnya. Motto para pandu adalah "Be Prepared" yang artinya selalu siap sedia untuk menolong dan bertindak.

Jadi Apakah kepramukaan itu ? Menurut Lord Baden-Powell (terjemahan) yaitu : "Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terubka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya."

Dari penjelasan Baden-Powell tersebut, kita akan dapat mengambil maknanya, yaitu: Kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung pendidikan. Pendidikan apa? Banyak para pembina yang telah melupakan "hal paling medasar", bahwa faktor pembinaan watak (mental) adalah yang harus dan sangat diperhatikan.

Dengan "Pembangunan Karakter" (Character Building), Gerakan Pramuka dapat memberikan sumbangan positif terhadap negara dengan penyemaian benih-benih calon pemimpin yang patriotis.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
  1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
  2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
  3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
  4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka